Menerapkan Model Pembelajaran "RENGAT" Berbasis TIK pada Materi Zat dan Perubahannya: Praktik Baik yang Menginspirasi
Dalam dunia pendidikan, mengembangkan model pembelajaran yang interaktif, relevan, dan dekat dengan kehidupan siswa adalah tantangan yang selalu menginspirasi. Melalui vlog terbaru saya, saya ingin berbagi praktik baik penerapan model pembelajaran "RENGAT" yang berbasis TIK, khususnya pada materi "Zat dan Perubahannya." Model RENGAT, sebuah akronim yang melibatkan pendekatan Riset kearifan lokal, Eksplorasi teknologi, Nilai budaya, Generasi proyek, Analisis dan refleksi, serta Tindak lanjut, dikembangkan untuk mendukung pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa.
Pada materi ini, saya mengajak siswa untuk memahami konsep zat dan perubahannya melalui praktik lokal yang ada di Indragiri Hulu, yaitu pembuatan tape ketan dengan pewarna alami dari daun katuk. Praktik ini tidak hanya menjelaskan konsep kimia secara nyata, tetapi juga mengenalkan kearifan lokal kepada siswa, memperkaya pemahaman mereka tentang bagaimana sains terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari. Saya memanfaatkan Articulate Storyline untuk membuat media pembelajaran interaktif yang tidak hanya berisi materi dan kuis, tetapi juga menampilkan visualisasi proses pembuatan tape ketan sehingga siswa dapat memahami materi dengan lebih mudah dan menarik.
Mengapa model RENGAT? Karena saya percaya bahwa dengan menggabungkan riset, teknologi, dan nilai budaya lokal, siswa dapat belajar lebih mendalam. Melalui proyek ini, saya juga memberikan ruang bagi mereka untuk bereksperimen dan mengeksplorasi dengan panduan teknologi, hingga akhirnya mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka melalui analisis dan refleksi hasil pembelajaran.
Mari saksikan vlog saya dan bersama-sama kita lihat bagaimana model pembelajaran RENGAT ini membantu menghidupkan pembelajaran berbasis TIK dan kearifan lokal.
Model pembelajaran 'RENGAT' yang saya terapkan mendukung prinsip ini dengan memadukan beberapa elemen penting, yaitu:
Riset kearifan lokal (R) – Tujuan: Siswa melakukan penelitian tentang zat atau perubahan zat yang terhubung dengan kearifan lokal di Indragiri Hulu.
Eksplorasi teknologi (E)– Tujuan: Siswa menggunakan teknologi untuk memperdalam pemahaman tentang proses perubahan zat.
Nilai budaya (N)– Tujuan: Mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dalam pembelajaran sains.
Generasi proyek (G)– Tujuan: Siswa menghasilkan proyek kolaboratif yang menggabungkan riset mereka.
Analisis dan refleksi (A)– Tujuan: Menganalisis hasil riset dan praktik dengan refleksi terhadap pengetahuan yang diperoleh.
Tindak lanjut (T)– Tujuan: Mengembangkan solusi kreatif untuk menjaga keberlanjutan kearifan lokal dengan teknologi.
Dengan harapan, semoga praktik baik ini menjadi inspirasi bagi para pendidik dalam mengembangkan metode pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan konsep sains, tetapi juga mendekatkan siswa pada warisan budaya daerah mereka.
(1)-Cover.jpg)







0 komentar:
Posting Komentar